Rabu, 21 September 2011

Berapa Penghasilan Dalam Dinar Yang Kita Butuhkan Setelah Pensiun...?

Muhaimin Iqbal

Ahad lalu saya sudah mulai menulis bagaimana menentukan kebutuhan Dinar kita untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Pada tulisan saya yang pertama tersebut saya menulis cara
menghitung kebutuhan Dinar tunai
seperti untuk biaya pendidikan, biaya naik haji dlsb.

Kali ini saya ingin menulis bagaimana menghitung kebutuhan penghasilan atau biaya rutin dalam Dinar sekian tahun yang akan datang ( masa pensiun), dengan struktur penghasilan dan biaya yang kita rencanakan dari sekarang. Prinsip dasar bahwa Dinar tidak terpengaruh inflasi akan sangat memudahkan kita membuat perencanaan kebutuhan jangka panjang ini.

Secara garis besar misalnya saat ini kita hidup cukup longgar dengan biaya 10 Dinar sebulan, maka selama pensiun nanti belasan tahun yang akan datang kita insyaallah tetap akan dapat menikmati kwalitas hidup yang sama dengan 10 Dinar per bulan ini – hal yang sama tidak akan pernah bisa apabila uang kita Rupiah, US$ ataupun mata uang kertas lainnya.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa elemen-elemen penghasilan dan biaya saat itu kemungkinan besar berubah. Perubahan –perubahan inilah yang harus kita antisipasi dan kita gunakan untuk melakukan adjutment dari kebutuhan biaya kita sekarang. Berikut adalah butir-butir yang perlu dipersiapkan dari sekarang :

1) Pada saat pensiun, dari mana penghasilan rutin kita. dari tabungan ?, dari dana pensiun tempat kerja kita ? atau dari usaha yang kita sudah rintis ? . Apabila penghasilan tersebut dari tabungan atau dari dana pensiun, maka lebih cepat Anda menukarnya dengan Dinar akan lebih baik – karena apabila tetap tersimpan dalam mata uang kertas nilainya akan terus menyusut – lihat tulisan saya mengenai Inflasi yang Menghanguskan.... Beruntunglah Anda apabila saat ini telah merintis usaha, karena investasi terbaik – bahkan lebih baik dari Dinar – adalah usaha riil yang berjalan baik. Untuk yang terakhir ini lihat tulisan saya mengenai Sebagai Instrumen Investasi, Dinar Hanya Peringkat Kedua...
2) Semakin tua tentu kita ingin semakin banyak beramal, bukan sebaliknya. jadi dana untuk beramal dalam bentuk apapun juga harus kita rencanakan. Idealnya kalau kita bisa sampai mengalokasikan sepertiga dari penghasilan/kekayaan kita untuk infaq/sedeqah. Lihat pula Prinsip 1/3 dari tulisan saya sebelumnya.
3) Sedapat mungkin tidak ada pinjaman yang harus dibayar/dicicil selama kita pensiun. Usahakan seluruh hutang jangka panjang untuk beli rumah misalnya – tidak melewati usia pensiun.
4) Akan ada biaya yang turun setelah kita pensiun, misalnya biaya telepon, kendaraan, pakaian, perjalanan dslb.
5) Sebaliknya ada biaya yang pasti naik setelah kita berangkat tua yaitu biaya kesehatan. Secara umum biaya kesehatan bagi kita semua mengalami kenaikan karena tiga faktor yaitu faktor usia (makin tua makin sering sakit), faktor memburuknya lingkungan (penyakit-penyakit baru bermunculan), dan faktor inflasi – yang terakhir ini tidak berlaku karena yang kita gunakan Dinar.

Dari faktor-faktor tersebut, kita bisa perkirakan berapa dana dalam Dinar yang kita butuhkan selama kita pensiun misalnya dari usia 55 – 71 tahun (usia harapan hidup orang Indonesia). Pendekatan kasarnya tinggal dikalikan kebutuhan Dinar per bulan kali jumlah tahun.

Perhitungan detilnya perlu rumus-rumus finansial Future Value, Annuity, Morbidity untuk menhitung biaya kesehatan dlsb. Agak terlalu teknis – tetapi akan saya tulis juga Insyaallah di lain waktu apabila pembaca membutuhkan jabaran yang lebih teknis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar